Hanya 2,5%
air di permukaan bumi merupakan air tawar yang bisa diminum. Sebagian besar
tersimpan dalam bentuk es.
Kalau melihat permukaan bumi yang sebagian besar tertutupi oleh air,
seakan-akan sumber air di dunia ini sangat melimpah ruah. Pada
kenyataannya 97,5 % air di bumi adalah air laut dan air payau yang tidak dapat
diminum. Sisanya 2,5% adalah air tawar. Dari sisa 2,5% tersebut yang merupakan
sumber air yang dapat dipakai manusia hanyalah 0.003% saja, karena sebagian
besar air tawar di bumi tersimpan dalam bentuk es dan gletser atau endapan
salju. Cadangan air bersih terbagi secara tidak merata di permukaan bumi.
Dalam rangka Hari Air Sedunia, organisasi Palang Merah dan Bulan Sabit
Internasional, IRFC menerangkan, sekitar 880 juta orang di dunia tidak memiliki
akses untuk air bersih. Sementara 2,7 milyar orang tidak memiliki
fasilitas sanitasi yang layak. Bagi hampir sepertiga dari penduduk dunia,
tidak tersedia air bersih secara mencukupi. Target Pembangunan Milenium PBB (UN
Millenium Development Goal) yang ditetapkan tahun 2000, antara lain menyatakan
bahwa sampai tahun 2015 PBB dengan 192 negara anggotanya sepakat untuk
mengurangi jumlah penduduk di dunia yang tidak punya akses untuk air bersih dan
fasilitas dasar sanitasi yang layak sampai separuhnya. IFRC menuntut
dilaksanakannya lebih banyak kegiatan-kegiatan untuk menunjang pengadaan air
bersih, sanitasi dan kebersihan masyarakat dunia.
Meskipun air pada dasarnya memiliki siklus pembaharuan alami,
sayangnya banyak daerah-daerah yang tidak dapat lagi
menyimpan air dengan jumlah dan kualitas yang mencukupi. Hal ini
disebabkan oleh meningkatnya kebutuhan akan air bersih dan menurunnya
cadangan air. Meningkatnya kebutuhan akan air bersih di seluruh dunia tak lepas
dari pertumbuhan jumlah penduduk dan meningkatnya standard hidup. Sementara
pencemaran lingkungan dan perubahan iklim ikut menyebabkan menurunnya
cadangan air bersih bumi.
Memang hanya ada beberapa daerah yang menderita kekurangan air secara
kronis. Di antaranya adalah daerah Sahel Afrika yang meliputi daerah Sahara di
utara sampai savanna di Selatan, Timur Tengah, dan sebagian wilayah Asia.
Kekurangan air bersih yang disebabkan oleh faktor ekonomi banyak terjadi di
negara-negara berkembang. Mereka kekurangan dana untuk membangun
infrastruktur dan sistem teknologi distribusi air yang beik. Jadi
cadangan air yang tersedia tidak dapat digunakan secara efisien.
Menurut Palang Merah dan Bulan Sabit Internasional, perubahan iklim dunia
serta lajunya urbanisasi dan migrasi yang tidak terencana telah membawa dampak
yang buruk bagi masyarakat miskin. Padahal akses air bersih, sanitasi dan
pendidikan kesehatan seharusnya merupakan hak asasi manusia, tanpa memandang
kaya atau miskinnya. IFRC mencatat bahwa sekitar 50% kapasitas kamar rumah
sakit di negara berkembang dipenuhi oleh orang yang sakit karena kurangnya air
bersih dan fasilitas sanitasi yang layak.
Pada beberapa daerah di dunia, kekurangan air bahkan menjadi penyebab
konflik. Di Asia Tengah misalnya, menurunnya kesehatan akibat buruknya
kualitas air telah menyebabkan kerusuhan sosial. Di daerah Kenya Utara dan
Darfur terjadi bentrok antara para petani dan kaum nomaden akibat
perebutan sumber air.
Untuk mengatur masalah air antar negara, PBB telah mengeluarkan konvensi
internasional untuk penggunaan sumber air mengalir dan air cadangan
lintas perbatasan negara, termasuk air tanah. “The Convention on the Law of
Non-Navigational Uses of International Watercourses” ini masih dalam tahap
ratifikasi. Konflik yang disebabkan oleh perebutan penggunaan sumber air
terjadi antara Pakistan dan India tahun 1960. Konflik tersebut terselesaikan dengan
damai, dengan dikeluarkannya Konvensi Indus yang mengatur penggunaan sungai
Indus dan anak sungainya di perbatasan Pakistan dan India.
Bersamaan dengan peringatan hari air sedunia tanggal 22 Maret, IFRC meminta
kepada dunia untuk ikut serta dalam program “Global Water and Sanitation
Initiative”, yang bertujuan untuk mencapai 7 juta orang di dunia dengan
program-program dasar penyediaan air bersih dan fasilitas sanitasi sebelum
tahun 2015. Peringatan Hari Air Sedunia tahun ini, mengambil tema khusus mengenai
kualitas air.
MungeSetiana
Editor: Hendra Pasuhuk
Jual
macam-macam Tangki Panel, Tangki Fiber, Tangki Panel Fiber, Septic Tank Fiber, Tangki Air Fiber, Tangki Pressure, Tangki STP, Tangki IPAL, Tangki Solar Fiber, Tangki Minyak , Tangki Kimia, Tangki Panel Rooftank, Waste Water Treatment Plant, Sewage Treatment Fiberglass
Water Tank, Insulated Panel Tank, FRP Water Storage Tank, Fiberglass Water Tank,Insulated Panel Tank
FRP Water Storage Tank, GRP Water Storage Tank,Stainless Steel Water
Tank,Pressed Steel Tanks,Sectional Water Tank, Chemical Storage Tank, PE Water
Tanks, HDPE Storage Tank,Rain Water Storage Tank, Rain Water Harvesting Tank,
SMC Panel Tank, Mild Steel Tank and Bolted Storage Tanks.
Membuat dan merancang serta memasang macam-macam
Tangki Fiber berkualitas, anti korosi dan awet puluhan tahun, murah, dan
bergaransi.
Dengan dukungan tenaga-tenaga kerja terampil,
ahli dan berpengalaman di bidang fiberglass kami bisa menjamin mutu pekerjaan
yang maksimal.
Selain
Tangki Fiber kami juga menerima pesanan
bermacam-macam produk dari bahan Fiberglass, seperti : Seluncur Fiber untuk Wahana Waterboom, Tempat Sampah Fiber, Tandon Waterpark Fiber, Tangga Darurat Fiber untuk Gedung-gedung,
Furniture Fiber, Aquarium Fiber, Kolam Fiber, Septictank Fiber, Toilet Fiber, Arena Bermain Fiber, Atap Fiber dan Lain-lain.
Untuk
informasi lebih lanjut hubungi kami :
CV. CIPTA ABADI
Alamat
: Jalan Elang No.04 RT.004/RW.06 Jati Raden - Jati Sampurna, Bekasi 17433
Telepon
: 021-92198446 / 0878 3654 8677 / 0821 1426 1210
Contact
Person : Wanto